Kecamatan Mawasangka Tengah, merupakan kawasan dengan potensi sumber daya laut yang melimpah. Data dari DKP menunjukkan bahwa terdapat 282 nelayan, 75 pembudidaya hasil laut, dan 20 pemasar hasil laut yang aktif dalam menjaga, mengelola, dan memasarkan produk perikanan di wilayah ini. Jumlah keseluruhan 377 individu tersebut merepresentasikan komitmen masyarakat pesisir dalam menopang ekonomi perikanan lokal. Di Desa Lanto, potensi utama terletak pada perikanan tangkap dan budidaya, yang selama ini menjadi mata pencaharian mayoritas masyarakat. Namun, permasalahan yang muncul adalah kurangnya pelatihan dan pengetahuan dalam meningkatkan efisiensi produksi, serta keterbatasan akses terhadap teknologi modern. Sementara itu, Desa Lalibo memiliki keunggulan pada budidaya rumput laut, tetapi masih menghadapi kendala dalam akses pasar yang lebih luas. Selain itu, kedua desa ini juga menyimpan potensi tambahan berupa pengolahan hasil laut dan wisata desa. Sayangnya, potensi tersebut belum maksimal dikembangkan akibat terbatasnya fasilitas pendukung, akses teknologi, dan layanan publik yang dapat menunjang kegiatan ekonomi masyarakat. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema “Pemanfaatan Potensi Lokal Melalui Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Diversifikasi Usaha Berbasis Blue Economy”, kami bersama masyarakat berupaya mendorong pengelolaan potensi tersebut agar lebih terarah dan bernilai tambah. Melalui kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, serta masyarakat, diharapkan Desa Lanto dan Desa Lalibo dapat menjadi contoh pengembangan ekonomi pesisir yang berkelanjutan, sekaligus mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui prinsip Blue Economy: efisiensi, keberlanjutan, dan keseimbangan antara ekonomi serta ekologi.

Bagan Aktor Perikanan per Desa